A. PENDAHULUAN
Makin berkembang peradaban manusia, makin maju pula
ilmu pengetahuan. Terlepas dari peradaban mana yang menjadikan tonggak
perkembangan ilmu pengetahuan, dunia mengamini bahwa merekalah, kalangan
pemikir, ilmuan, praktisi, peneliti dan para penguji coba yang memiliki andil
besar dalam perkembangan ilmu pengetahuan sekarang.
Cikal bakal ilmu pengetahuan memang sudah ada
semenjak dulu. Dari masa manusia sebelum mengenal tulisan, manusia yang
berburu, meramu dan nomaden hingga manusia yang telah mengenal tulisan, menetap
dan mampu menemukan hal baru atau memodifikasi sesuatu yang lama dan bermanfaat
bagi kehidupannya. Cikal bakal ilmu pengetahuan itu kini berkembang dan
menghasilkan benda-benda canggih yang dahulu belum pernah terpikirkan.
Katakanlah computer, sebagai salah satu hasil ilmu pengetahuan.
Kita tidak lagi menyebutkan fungsi pokok computer
sebagai alat untuk mengetik. Komputer memiliki banyak kegunaan dalam era
sekarang ini. Dengan duduk di depan layar computer kita bisa menjelajah dunia,
berselancar di dunia maya. Di depan layar computer pula kita bisa berkreasi
dengan menggunakan perangkat yang ada, dengan program aplikasi yang memiliki
karakter tersendiri. Di depan layar computer juga kita bisa asik nonton film
atau bahkan bermain sesuka hati.
Dalam makalah ini akan membahas teknologi informasi
dan komunikasi (TIK) terutama pentingnya seorang muslim menguasai ilmu komputer di era
globalisasi. Karena globlisasi bukan hanya perlu dimengerti tapi
diperjuangkan dengan keras.[1]Ini
juga berlaku pada orang muslim. Seorang muslim harus memiliki pemikiran yang
terbuka, pengetahuan yang luas, juga ilmu yang tinggi. Intinya perlu adanya
keseimbangan untuk dunia dan akherat. Dalam ajaran agama islam telah termaktub
hadits yang meyatakan bahwa menutut ilmu itu kewajiban bagi orang muslim,
baik laki-laki maupun perempuan. Ini mejadikan energy tersendiri untuk
mengejar ilmu, menyemai amal dan bermanfaat bagi orang lain.
B. PEMBAHASAN
1. Pengertian
Teknologi Informasi dan Komunikasi
Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) atau dalam
bahasa Inggris, Information and Communication
Technologies (ICT) berasal dari tiga kata yang memiliki makna
tersendiri. Teknologi, berdasarkan kamus besar bahasa Indonesia (KBBI) yaitu
ilmu pegetahuan terapan. Informasi yaitu data yang diolah sedemikian rupa
sehingga dapat menjadi sumber pengetahuan dan wawasan, juga bisa dijadikan
dasar dalam pengambilan keputusan. Komunikasi merupakan pengiriman dan
penerimaan berita antara dua orang atau lebih dengan cara yang tepat, sehingga
saling memahami.
TIK mencakup dua
aspek yaitu teknologi informasi dan teknologi komunikasi[2]. Teknologi
informasi
meliputi segala hal yang berkaitan dengan proses, penggunaan sebagai alat
bantu, manipulasi, dan pengelolaan informasi. Sedangkan teknologi komunikasi
adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan penggunaan alat bantu untuk
memproses dan mentransfer data dari perangkat yang satu ke lainnya. Oleh karena
itu, teknologi informasi dan teknologi komunikasi adalah dua buah konsep yang
tidak terpisahkan. Jadi Teknologi Informasi dan Komunikasi mengandung
pengertian luas yaitu segala kegiatan yang terkait dengan pemrosesan,
manipulasi, pengelolaan, pemindahan informasi antar media.
Sedangkan teknologi informasi dan komunikasi (TIK)
yang dimaksud disini adalah teknologi yang menggabungkan komputerisasi
(computer) dengan jalur komunikasi yang membawa data, suara atau video.
Istilah TIK sendiri muncul setelah adanya perpaduan antara teknologi komputer
(baik perangkat keras maupun perangkat
lunak) dengan teknologi komunikasi pada pertengahan abad ke-20.
Perpaduan kedua teknologi tersebut berkembang pesat melampaui bidang teknologi
lainnya. Hingga awal abad ke-21 TIK masih terus mengalami berbagai perubahan
dan belum terlihat titik jenuhnya.
2. Perkembangan
Teknologi Informasi dan Komunikasi
Ada beberapa tonggak perkembangan teknologi yang
secara nyata memberi sumbangan terhadap perkembangan TIK hingga saat ini.
Pertama yaitu temuan telepon oleh Alexander Graham Bell pada tahun 1875. Temuan ini kemudian
berkembang menjadi pengadaan jaringan komunikasi dengan kabel yang meliputi
seluruh daratan Amerika, bahkan kemudian diikuti pemasangan
kabel komunikasi trans-atlantik. Jaringan
telepon ini merupakan infrastruktur masif[3]
pertama yang dibangun manusia untuk komunikasi global.
Memasuki abad ke-20, tepatnya antara tahun 1910-1920, terwujud sebuah transmisi
suara tanpa kabel melalui siaran radio AM yang pertama.
Komunikasi suara tanpa kabel ini pun segera berkembang pesat. Kemudian diikuti
pula oleh transmisi audio-visual tanpa kabel,
yang berwujud siaran televisi pada tahun 1940-an. Komputer elektronik pertama beroperasi pada tahun 1943. Lalu diikuti oleh
tahapan miniaturisasi komponen elektronik melalui penemuan transistor
pada tahun 1947
dan rangkaian terpadu (integrated electronics)
pada tahun 1957.
Perkembangan teknologi elektronika, yang merupakan cikal bakal TIK
saat ini, mendapatkan momen emasnya pada era Perang Dingin.
Persaingan IPTEK antara blok Barat
(Amerika Serikat) dan blok Timur (dulu Uni Soviet) justru memacu
perkembangan teknologi elektronika lewat upaya miniaturisasi rangkaian
elektronik untuk pengendali
pesawat ruang angkasa maupun mesin-mesin perang.
Miniaturisasi komponen elektronik, melalui
penciptaan rangkaian terpadu, pada puncaknya melahirkan mikroprosesor.
Mikroprosesor inilah yang menjadi 'otak' perangkat keras komputer dan terus
berevolusi sampai saat ini. Perangkat telekomunikasi berkembang pesat saat
teknologi digital
mulai digunakan menggantikan teknologi analog.
Teknologi analog (sebanding) mulai terasa menampakkan batas-batas maksimal
pengeksplorasiannya. Digitalisasi perangkat telekomunikasi kemudian
berkonvergensi dengan perangkat komputer yang sejak awal merupakan perangkat
yang mengadopsi teknologi digital. Produk hasil konvergensi inilah yang saat
ini muncul dalam bentuk telepon seluler. Di atas infrastruktur
telekomunikasi dan komputasi ini kandungan isi (content) berupa multimedia
mendapatkan tempat yang tepat untuk berkembang. Konvergensi telekomunikasi
- komputasi multimedia inilah yang menjadi ciri abad ke-21,
sebagaimana abad ke-18
dicirikan oleh revolusi industri. Bila revolusi industri menjadikan mesin-mesin
sebagai pengganti 'otot' manusia, maka revolusi digital (karena konvergensi
telekomunikasi - komputasi multimedia terjadi melalui implementasi teknologi
digital) menciptakan mesin-mesin yang mengganti (atau setidaknya meningkatkan
kemampuan) 'otak' manusia.
Perkembangan teknologi informasi ini tidak lepas
dari perkembangan teknologi computer yang demikian pesat. Salah satunya
dipengaruhi adanya jaringan computer yang menghubungkan satu computer dengan
computer lain tanpa adanya batas sehingga membentuk suatu sumber data dan
informaai yang besar dan lengkap. Jaringan inilah yang kemudian kita kenal
dengan nama Inter Networking Protocol (Internet).
Konsep jaringan computer lahir tahun 1940-an di
Amerika Serikat dari proyek pengembangan computer model I di laboratorium Bell
dan juga dari group riset Harvard University yang dipmpin oleh Professor Howard
Aiken. Pada tahun 1950-an muncul computer besar yang disebut dengan
supercomputer. Komputer ini dapat melayani beberapa terminal computer. Pada
saat ini konsep jaringan dikenal dengan nama TSS (Time Sharing System) dimana
pada system jaringan ini beberapa computer terminal terhubung secara seri ke
sebuah computer utama (host computer).
Dengan adanya jaringan ini mulai dirasakan adanya
keterpaduan antara teknologi computer (informasi) dengan teknologi komunikasi.
Pada tahun 1970-an muncul system jaringan proses distribusi (distributed
processing). Pada jaringan ini, computer terdiri atas beberapa computer utama
(host) yang dapat mengerjakan pekerjaan besar secara parallel dan dapat
melayani beberapa computer utama. Pada tahun 1980-an, penggunaan jaringan
computer sudah beragam dalam hal menangani proses bersama dan komunikasi antar
computer. Teknologi jaringan seperti ini dikenal dengan LAN (Lokal Area
Network).
Munculnya LAN, kemudian disusul dengan istilah lain
yang lebih luas seperti MAN (metropolitan Area Network) yaitu jaringan yang
lebih luas disbanding LAN, karena pada jaringan ini mampu menghubungkan
kota-kota dalam satu provinsi dan merupakan kumpulan dari jaringan-jaringan
kecil LAN. Ada lagi WAN (Wide area network) yaitu jaringan yang mencangkup
lebih luas, yakni antar Negara.
3. Teknologi
Informasi dan Komunikasi di era Globalisasi
Zaman
globalisasi ditandai dengan fenomena teknologi informasi dan telekomunikasi
yang menunjang disegala bidang. Fenomena teknologi informasi dan telekomunikasi
(information and communication technology /ICT) tersebut bagi masyarakat
global (dunia) kemudian menciptakan suatu kecenderungan paradigma masyarakat
terbuka, yaitu suatu kenyataan dimana tidak ada sekat dan batas yang
menghalangi untuk saling berinteraksi. One world one society with different
culture, satu dunia satu masyarakat dengan perbedaan budaya.
Globalisasi
adalah suatu kondisi di mana “hilangnya” batas-batas fisik dalam segala bidang.
Globalisasi bukan hal yang menakutkan, namun juga bukan sesuatu yang
menggembirakan. Sebagai konsep komunikasi global, kita dapat bertemu secara
cepat, langsung dan seketika. Apakah maksud diadakannya pertemuan itu adalah
masalah ‘hasil’ dari globalisasi itu sendiri. Di sinilah, lahir tesis lain
globalisasi berupa kebebasan penyebaran ide melalui wadah komunikasi global.
Dalam
era globalisasi versi 3.0, –meminjam istilahnya Thomas L. Friedman– saat ini
yang menjadi peranan utama adalah adanya kekuatan para individu-individu untuk
saling berkolaborasi dan bersaing secara global. Dan yang membuat datar dunia
ini bukan lagi kekuatan tenaga kuda, mesin uap, dan hardware/perangkat keras
tapi adalah software/ perangkat lunak, segala macam perangkat lunak yang
memiliki keterkaitan dan keterpaduan dengan pembuatan jaringan serat optik dan
wireless global yang membuat setiap kita ini adalah tetangga. Setiap person
harus, bisa dan sanggup bertanya pada dirinya, dimana posisi diri kita dalam
kompetisi persaingan global sekaligus kesempatan yang sedang terjadi didepan
mata kita, dan juga bertanya bagaimana saya, dengan usaha sendiri, mampukah berkolaborasi
dan berkompetisi dengan yang lain.
Dengan
tiadanya batas dan sekat pada zaman global ini karena berita dan informasi dari
sudut/pojok dunia manapun akan dengan sangat mudah bisa kita ketahui dengan
waktu yang real time (saat itu juga). Sesaat setelah ledakan bom di Mumbay
India, warga masyarakat di Adelaide (Australia) bisa langsung mengetahui
ledakan tersebut melalui berita di TV dan internet. Era informasi yang ditandai
dengan penggunaan teknologi informasi seperti komputer dan internet dewasa ini
membawa suatu keadaan dimana individu atau kelompok masyarakat secara
“bebas”, mudah dan lebih murah untuk bisa mendapatkan atau mengakses
informasi dan juga menyebarkannya. Informasi kemudian menjadi kebutuhan
pokok yang diperlukan oleh penggunanya.
Laporan
IMF menyatakan bahwa, Globalisasi bukanlah proses yang dengan sendirinya pasti
akan terjadi, tapi suatu proses yang sangat manusiawi dimana keberhasilan harus
diperjuangkan, bukan dianggap pasti terjadi.[4]
Siapa
pun di dunia ini tidak akan mampu menghindar dari apa yang dinamakan
globalisasi, karena kita adalah bagian dari dunia yang telah mendapat pengaruh
globalisasi. Demikian juga dengan orang muslim. Mereka akan terus
berkomunikasi, memanfaatkan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi.
Seperti
yang diungkapkan oleh Deddy Mulyana (2001), orang yang tidak pernah
berkomunikasi dengan manusia, bisa dipastikan akan “tersesat”, karena ia tidak
berkesempatan menata dirinya dalam suatu lingkungan sosial. Komunikasilah yang
memungkinkan individu membangun suatu kerangka rujukan dan menggunakannya
sebagai panduan untuk menafsirkan situasi apapun yang ia hadapi.
4. Fungsi
Teknologi Informasi dan Komunikasi
Media
komunikasi selalu tersedia untuk digunakan dalam menyampaikan pesan, harapan,
kehendak, atau bakan ancaman[5].
Terlepas dari itu semua, Teknologi informasi dan komunikasi memiliki andil yang
besar dalam perkembangan dunia.
Teknologi
Informasi juga menjadi bagian penting dari dunia pendidikan, terlebih ketika
model pendidikan masa depan lebih memberi kemungkinan kebebasan bagi anak didik
untuk meraih materi pendidikan. Format pendidikan tidak lagi menempatkan guru
sebagai subjek sumber ilmu. Perkembangan teknologi, terutama teknologi
informasi, tak bisa dipungkiri akan membawa perubahan yang cukup mendasar dan
menjadi media untuk tansformasi ilmu pengetahuan secara efektif.
Dalam
bidang dakwah, teknologi informasi juga bisa dioptimalkan untuk kepentingan
dakwah Islam ataupun dakwah dalam rangka pemberdayaan masyarakat. Teknologi
informasi yang secara teknis didukung oleh teknologi elektronik dalam
perkembangan dewasa ini banyak pakar yang memberikan terminologi ‘elektronik’.
Dari sini kemudian juga digunakan pada bidang dakwah Islam. Maka kemudian
tercetus kata-kata e-dakwah. E-dakwah memiliki konsep dan hubungan yang tidak
jauh dengan kata-kata e-mail, e-learning, e-government, e-commerce, e-library,
e-journal, e-medicine, e-laboratory, e-biodiversitiy, dan sejenisnya. E yang
dimaksudkan disini bisa berarti melibatkan cara, range/jarak/geografical position,
sebuah system atau proses dan infrastruktur. Maka e-dakwah pun kurang lebih
adalah proses pengajaran, pembelajaran, penyampaian sesuatu informasi/pesan
berkaitan dengan tema-tema Islam ataupun dakwah dengan harapan orang yang
diberikan informasi tersebut menjadi tertarik bahkan bisa menjadi bagian dari
Islam. Dan E-dakwah akan terus berkembang seiring dengan perkembangan ilmu,
teknologi dan pengetahuan manusia, sejalan dengan semakin meningkatnya
kebutuhan dakwah Islam kepada manusia, serta pertumbuhan manusia itu yang
semakin meningkat, sejalan dengan pertumbuhan Islam itu sendiri
Terminologi
elektronik ini kemudian digabungkan diberbagai bidang baik dibidang bisnis
maupun non bisnis. Dalam bidang bisnis ada istilah Electronic Business
disingkat e-Business, yaitu kegiatan bisnis yang ditunjang dengan media
elektronik. Pada bidang pemerintahan ada istilah e-Goverment yaitu
penggunakan teknologi internet sebagai sebuah landasan dalam pertukaran data,
penyediaan layanan dan transaksi kepada warga negara, pebisnis atau atar
instansi pemerintah.
5. Urgensi
Mempelajari Teknologi Informasi dan Komunikasi
John
Dewey pernah mengatakan bahwa komunikasi adalah ‘hal yang paling menakjubkan’.
Dalam pandangannya, masyarakat manusia bertahan adanya komunikasi dan terus
berkembang berkat komunikasi. Dengan komunikasi, manusia melakukan berbagai
penyesuaian diri yang diperlukan dan memenuhi berbagai kebutuhan dan tuntutan
yang ada sehingga masyarakat manusia melakukan berbagai penyesuaian diri yang
diperlukan dan memenuhi berbagai kebutuhan dan tuntutan yang ada sehingga
masyarakat tidak bercerai berai. Melalui komunikasi pula manusia mempertahankan
institusi-institusi social berikut segenap nilai dan norma perilaku, tidak
hanya dari hari ke hari namun dari generasi ke generasi[6].
Kita
harus memahami kalau dengan mempelajari Teknologi Informasi dan Komunikasi,
teruma teknologi komputer dan internet, kita dapat memperkaya ilmu pengetahuan
dibidang teknologi. Selain itu, kita dapat menguasainya dengan terampil
sehingga dapat berperan aktif bukan hanya sebagai pengguna, melainkan juga
sebagai penghasil teknologi itu sendiri. Karena kemampuan berkreasi dapat
dipadukan untuk menghasilkan teknologi baru yang lebih canggih dan lebih
modern.
Di
era sekarang apa-apa memang harus diupayakan, termasuk mempelajari teknologi
informasi dan komunikasi. Karena itu orang akan belajar-belajar dan terus belajar.
Mereka akan turut mengikuti perkembangan jaman supaya terbebas dari label
“primitife”. Begitulah globalisasi mampu merubah prespektif seseorang.
Dengan
mempelajari teknologi informasi dan komunikasi dapat mengembangkan kemampuan
dan potensi-potensi yang kita miliki. Kita juga dapat berkreasi dengan membuat
sesuatu yang dapat berguna bagi diri kita pribadi dan juga bagi semua orang.
6. Tujuan
Mempelajari Teknologi Informasi dan Kommunikasi
Secara khusus,
tujuan mempelajari Teknologi Informasi dan Komunikasi adalah:
a. Menyadarkan kita akan potensi
perkembangan teknologi informasi dan komunikasi
yang terus berubah sehingga termotivasi untuk
mengevaluasi dan mempelajari teknologi ini
sebagai dasar untuk belajar sepanjang hayat.
b. Memotivasi kemampuan kita agar bisa
beradaptasi dan mengantisipasi perkembangan Teknologi Informasi
dan Komunikasi, sehingga bisa melaksanakan dan menjalani aktifitas
kehidupan sehari hari secara mandiri dan lebih percaya diri.
c. Mengembangkan kompetensi kita dalam
menggunakan Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk mendukung
kegiatan belajar, bekerja, dan berbagai aktifitas dalam
kehidupan sehari hari.
d. Mengembangkan kemampuan belajar berbasis
Teknologi Informasi dan Komunikasi, sehingga proses
pembelajaran dapat lebih optimal, menarik, dan
mendorong kita lebih terampil dalam berkomunikasi,
terampil mengorganisasi informasi, dan terbiasa bekerjasama.
e. Mengembangkan kemampuan belajar mandiri, berinisiatif, inovatif,
kreatif, dan bertanggung jawab dalam penggunaan Teknologi Informasi
dan Komunikasi untuk pembelajaran, bekerja, dan pemecahan masalah sehari hari
7. Macam-Macam
Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam bidang dakwah
Dakwah itu identik dengan komunikasi massa, yaitu
komunikasi lewat media massa[7].
Media massa (saluran) yang dihasilkan oleh teknologi modern. Bentuknya adalah
media elektronik (tv dan audio), media cetak (surat kabar, majalah, tabloid),
buku, film. Dalam perkembangannya, komunikasi massa yang sudah sangat modern
yaitu internet.
Populernya internet merupakan media yang tidak bisa dihindari karena
sudah menjadi peradaban baru dalam dunia informasi dan komunikasi tingkat
global. Dengan adanya akses internet, maka sangat banyak informasi yang mudah
didapat dan layak diakses oleh masyarakat dunia, baik untuk kepentingan
pribadi, pendidikan, bisnis dan lainnya. Dengan munculnya jaringan internet
dianggap sebagai sebuah revolusi dalam dunia komunikasi dan informasi. Dalam
konteks media dakwah internet sebagai produk teknlogi informasi menjadi dominan
disamping perangkat lunak komputer dan paket aplikasi lainnya. Berikut bentuk
bentuknya produk IT yang bisa dimanfaatkan untuk kepentingan dakwah:
a.
Situs-situs yang menampilkan
sekitar tema-tema Islam atau dakwah Islam di internet. Misalnya: www.al-islam.or.id,
islamonline.net, myquran.com, pesantrenvirtual.co, eramuslim.com, islamlib.com,
hidayatullah.com, indohalal.com, tazkia.com, ukhuwah.or.id, moslemworld.co.id
dan masih banyak lagi.
b.
Catatan catatan pribadi, opini,
tulisan yang gaya bahasanya formal dan informal yang ditumpangkan di situs
internet tentang tema-tema Islam yang disebut dengan Blog.
c.
Fasilitas yang diberikan oleh
operator telepon seluler, misalnya paket SMS Do’a, Sholawat, Nasihat Islam dan
lain-lain.
d.
Mailing-list, yaitu media
pertukaran data menggunakan email, atau gabungan email. Sedangkan email sendiri
adalah metoda simpan dan teruskan dari pembuatan, pengiriman, penerimaan dan
penyimpanan pesan menggunakan sistem komunikasi elektronik jaringan atau
internet (wikipedia).
e.
Situs jaringan sosial (social
community network), sebuah website yang saling menghubungkan membernya
menggunakan link/hubungan. Sehingga nantinya tercipta jaringan persahabatan
yang bisa saja berdasarkan almamater sekolah, tempat bekerja, hobi, negara,
agama, kesamaan minat dan bakat dan lainnya. Contoh yang sangat populer saat
ini adalah: facebook, friendster, multiply, linked-in, dan seterusnya.
Fasilitas ini juga dapat dimanfaatkan untuk berkomunikasi tentang dakwah Islam.
f.
Fasilitas Internet Messenger juga
bisa dimanfaatkan untuk kepentingan dakwah. Dengan fasilitas VOIP (voice over
internet protocol) yaitu penyampaian signal audio melalui internet, dari segi
biaya menjadi lebih murah dibandingkan memakai telepon konvensional. Selain itu
Internet Messenger juga bisa mengurumkan tidak hanya signal audio tetapi juga
audio visual dengan catatan hardware yang ada dilengkapi dengan kamera. Dengan
demikian teleconferrence bisa dilakukan dengan banyak pihak diberbagai tempat
yang terpisah pada saat yang bersamaan. Ada suatu situs yang paling sering
melakukan teleconference yaitu radiotarbiyah.net. admin situs ini berbasis di
indonesia, tetapi memiliki jaringan relay dibanyak negara di eropa, mesir,
jepang, dan amerika. Andaikan sholat jum’at berjamaah boleh dilakukan dengan
cara ini, barang kali banyak yang akan mencoba. Kita juga bisa memakai Yahoo!
Messenger untuk melakukan internet messenger. Dan itu gratis. Kita hanya
membayar biaya pulsa selama kita ber internet.
g.
Software atau perangkat lunak
komputer yang banyak dijual bebas, misalnya al-Qur’an Digital, software
penghitung waris, penghitung zakat sampai sistem informasi manajemen madrasah,
pesantren atau secara umum perangkat lunak sistem informasi manajemen
lembaga-lembaga Islam baik yang bergerak pada pendidikan dan sosial yang
sekarang banyak dikembangkan (komputerisasi/onlinisasi kantor).
8. Dampak
Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam dakwah
Semua teknologi yang ada akan membawa imbas, baik negative maupun
positif. Dampak negative merupakan tantangan yang harus dihadapi dan dampak
positif merupakan peluang yang muncul dari teknologi informasi dan komunikasi,
diantaranya adalah sebagai berikut:
Beberapa tantangan pemanfaatan media teknologi informasi antara lain
sebagai berikut:
a)
Faktor pendidikan dan sarana yang
kemudian menjadikan keterbatasan sumber daya manusia (SDM) untuk menjalankan
teknologi informasi
b)
Citra teknologi informasi
utamanya internet yang masih minor dikalangan sebagian masyarakat kita.
Internet identik dengan situs pornografi dan lain sebagainya.
c)
Masih cukup banyak masjid,
pesantren atau tempat tempat sebagai centrum dakwah yang belum mempunyai akses
teknologi informasi (internet) karena masalah biaya, SDM dan wawasan.
d)
Keterbatasan infrastruktur untuk
komunikasi, interaksi dan kolaborasi antar kelompok / komunitas Islam (lsm
Islam).
e)
Minat warga Muslim terhadap
penggunaan Teknologi Informasi masih terbatas
f)
Informasi yang berkaitan dengan
komunitas Islam bertebaran melalui berbagai media cetak, elektronik maupun
Internet, tetapi kurang terkelola dan terkordinasi dengan baik, sehingga
cenderung menjadi ‘sampah informasi’.
g)
Perhatian dari berbagai
organisasi prefesi dan perusahaan terhadap penggunaan dakwah pada bidang IT
masih kurang..
Disamping
tantangan, masih ada potensi peluang yang bisa diharapkan antara lain:
1)
Agenda-agenda seputar Islam
seperti ekonomi syariah, pesantren terpadu, ekonomi-bisnis dan lainnya
memerlukan dukungan sistem informasi yang bisa lebih mudah dipadukan
(integrasikan). Dengan strategi yang tepat dan kerjasama antar entitas Islam,
integrasi dan kolaborasi akan lebih mudah mewujudkan transfomasi data
tersebut.
2)
Media Web di Internet menyediakan
kesempatan baru bagi pengembangan pendidikan, dan budaya disamping juga ekonomi
dan bisnis.
3)
banyaknya ‘ruang untuk
mengembangkan diri’ bagi profesional di bidang IT, termasuk dalam bidang dakwah
yang berbasi IT.
4)
Semakin menjamurnya bisnis
perangkat lunak, akan lebih memudahkan masyarakat untuk mendapatkan secara
lebih murah, gampang dan fleksibel –dalam hal customize– mengenai produk
perangkat lunak seperti penghitung zakat, software falaq, dan perangkat sistem
informasi administrasi kantor yang lain.
5)
Peluang Kerjasama antar
organisasi-organisasi Islam dalam memanfaatkan informasi-informasi tersebut.
C. KESIMPULAN
Kita paham akan pentingnya mempelajari teknologi
informasi dan komunikasi, terutama bagi kaum muslim. Kita tidak bisa hidup
sendiri, menutup diri dari peradaban. Orang muslim tidak akan menjadi gagap
teknologi (gaptek) dan orang muslim harus maju, minimal mampu sejajar dengan
peradaban barat dan bahkan lebih dari itu. Karena setiap akal sehat menghendaki
agar generasi mendatang tetap survive dalam kondisi apa pun.
Dengan mempelajari teknologi informasi dan
komunikasi kita bukan lagi orang yang buta kemaujuan dan jauh dari label buta
huruf. Karena orang yang buta huruf adalah orang marginal[8].
Bukan hanya secara fisik mereka berada di daerah terpencil, namun juga secar
historis, social, budaya dan ekonomis yang dikenakan factor structural.[9]
Kaum muslim harus jauh-jauh dari label ini.
Jika melihat orang barat, mereka menghabiskan banyak
waktu dalam kehidupan untuk meonton televisi, film, video dan membaca surat
kabar dan majalah, mendengarkan radio dan berselancar di internet. Artinya
mereka meghabiskan bagian hidupnya dengan membeamkan diri dalam media, hidup
bersading dengan teknologi. Kemampuan berbicara, berpikir, berhubungan dengan
orang lain, bahkan mimpi dan kesadaran akan idetitas mereka dibentuk oleh media
dan teknologi.
Bagaimana dengan orang muslim? Apakah hanya
mempelajari agama dan terkungkung dalam taklid juga fanatic yang kadang menjadikan
perpecahan? Atau kita akan mengejar kehidupan akherat dan balance dengan
kehidupa dunia? Semua kembali pada pribadi masing-masing, karena pada hakekatya
hidup itu pilihan.
D. DAFTAR
PUSTAKA
An-Nahidi, Nunu Ahmad, dkk. Pendidikan
Agama di Indonesia: Gagasan dan Realita. Jakarta: Pusat litbang Pendidikan
Agama dan keagamaan litbang dan diklat kementrian Agama RI. 2010
Azizy, A. Qodri. Melawan Globalisasi
Reinterpretasi Ajaran Islam (Persiapan SDM dan Terciptanya Masyarakat Madani).
Yogyakarta: Pustaka Pelaar. 2004
Freire, Paulo. Politik Pendidikan,
kekuasaan dan pembebasan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1999
Haryanto,Edy. Teknologi Informasi dan Komunikasi:
Konsep dan Perkembangannya. Pemanfaatan Teknologi Informasi dan
Komunikasi Sebagai Media Pembelajaran, Jakarta: Bumi Aksara, 2008
Jamaluddin Malik, Dedi, dkk, Komunikasi
Internasional, Bandung: Remaja Rosdiakarya, 1993
Micklethwait, John dan Andrian
Wooldridge, Masa Depan Sempurna, Jakarta: MB. Grafika. 2007
Muhammad, Haris dan Dudy Priatna. Media
Massa dan masyarakat Modern. Jakarta: Prenada Media. 2004
Mulyana, Dedi. Ilmu Komunikasi, Suatu
Pengantar. Bandung: Remaja Rosdakarya. 2001
Nasution, Zulkarnain. Komunikasi
Pembangunan, Pengenalan Teori dan penerapannya. Jakarta: Raja Grafindo
Persada. 2002
Nuruddin. Pengantar Komunikasi Massa.
Jakarta: Raja Grafindo Persada. 2007
Partanto, A. Pius dan M. Dahlan Al
Barry. Kamus Ilmiah Populer. Surabaya: Arkola. 2001
Sardar, ziauddi dan Borin Van Loon. Membongkar
Kuasa Media. Yogyakarta: Resist book. 2008
[1] John Micklethwait dan Andrian
Wooldridge, Masa Depan Sempurna, Jakarta: MB. Grafika. 2007, Hlm.3.
[2]
Edy
Haryanto, Teknologi Informasi dan Komunikasi: Konsep dan Perkembangannya.
Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi Sebagai Media Pembelajaran,
Jakarta: Bumi Aksara, 2008, hlm. 5.
[3] Masif : Dalam kamus ilmiah popular diartikan, secara
besar-besaran, pejal, padat dan memadat. Disini diartikan secara besar-besaran.
[4] John Micklethwait dan Andrian
Wooldridge, Masa Depan Sempurna, Jakarta: MB. Grafika. 2007, Hlm.4.
[5] Dedi Jamaluddin Malik, dkk, Komunikasi
Internasional, Bandung: Remaja Rosdiakarya, 1993. Hlm. 143.
[6] Haris Muhammad dan Dudy Priatna. Media Massa dan
masyarakat Modern. Jakarta.: Prenada Media. 2004. Hlm. 33
[7] Nuruddin. Pengantar Komunikasi Massa. Jakarta:.
Raja Grafindo Persada 2007. Hlm. 3-5
[8] Marginal: berasal dari bahasa Portugis yang
diterjemahkan dengan ‘orang marginal/’marginado’, mengandung makna pasif,
mereka dimarginalkan/diasingkan dari masyarakat, juga secara social bermakna
kehidupannya berada di pinggir.
[9] Paulo Freire, Politik
Pendidikan, kekuasaan dan pembebasan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar., 1999.
Hlm. 90
Tidak ada komentar:
Posting Komentar