E. UJIAN
SEBAGAI EVALUASI SOSIAL
Ø Menguji adalah
mengevaluasi kemampuan individu.
Ø Dengan adanya
ujian-ujian, maka jenis-jenis kemampuan tertentu dipandang menunjukan status
lebih tinggi dibanding dengan kemampuan lainnya.
Ø Ujian bukan saja
menunjukan nilai pengetahuan atau kemampuan
secara sosial, tetapi juga telah merupakan peraturan dari sekolah.
Ø Sistem ujian yang
dipakai untuk seleksi masuk sekolah dan penentu kelas digunakan untuk
mengontrol efisiensi dan efektivitas sekolah .
Ø Gambaran umum
sekolah secara keseluruhan dapat dinilai dari: menilai tentang keadaan murid,
guru, kurikulum, pembiayaan sekolah, fasilitas sekolah, keseragaman sekolah,
penyusunan rancangan dan pemeliharaan sekolah.
Ø Untuk mengukur
kemampuan siswa memakai istilah examination atau assessment.
Ø Untuk penilaian
keseluruhan situasi sekolah atau kutikulum disebt evaluation.
Barry Mc.
Donald (1975), Mendasarkan Argumentasinya Pada Anggapan Dasar Bahwa , Evaluasi
Merupakan Kegiatan Politik. Dia membedakan adanya tiga tipe evaluasi dalam
pendidikan dan kurikulum, yaitu: Evauasi birokratik, Evaluasi otokratik dan Evaluasi
demokratik.
1.
Evaluasi birokratik
- Merupakan layanan yang bersifat unconditional terhadap lembaga-lembaga pemerintahan yang memiliki wewenang kontrol terbesar dalam alokasi sumber-sumber pendidikan.
- Evaluator menerima kebijaksanaan dari pemegang jabatan.
- Evaluator tidak mempunyai kekuasaan sendiri atau kontrol sendiri terhadap penggunaan informasi yang diperoleh.
- Prinsip utama evaluator birokratik adalah: pelayanan (service), penggunaan (utility), dan efisiensi (efficiency).
- Sumber kekuatan evaluator adalah penelitian kemasyarakatan.
- Konsep utama evaluator otokratik adalah evaluasi yang bersifat prinsipil dan objektif (principles and objectivity).
2.
Evaluasi model objektif
Persyaratan yang harus dipenuhi oleh tim pengembang model objektif, yaitu:
a) Ada kesepakatan
tentang tujuan-tujuan kurikulum
b) Merumuskan
tujuan-tujuan tersebut dalam perbuatan siswa
c) Menyusun materi
kurikulum yang sesuai dengan tujuan tersebut.
d) Mengukur kesesuaian
antara perilaku siswa dengan hasil yang diinginkan.
Leaarning research and development center Universitas
Pittsburg mengembangkan sistem pengajaran yang disebut IPI (Individually
Prescribed Instruction), dimana anak mengikuti kurikulum yang memiliki 7 unsur,
yaitu:
1) Tujan-tujuan
pengajaran yang disusun dalam daerah-daerah, tingkatan-tingkatan dan unit-unit.
2) Suatu prosedur
program testing
3) Program prosedur
penulisan
4) Materi dan
alat-alat pengajaran
5) Kegiatan guru dalam
kelas
6) Kegiatan murid
dalam kelas
7) Prosedur
pengelolaan kelas.
3. Evaluasi
demokratik
Ø Merupakan layanan
pemberian informasi terhadap masyarakat, tentang program-program pendidikan.
Ø Tugasnya adalah
memberikan informasi terhadap kelompok-kelompok masyarakat dan evaluator
bertindak sebagai perantara dalam pertukaran informasi diantara
kelompok-kelompok yang berbeda.
Ø Kritertia
keberhasilannya adalah pihak yang dilayaninya seluas-luasnya.
Ø Konsep utama
evaluator adalah demokratis adalah kerahasiaan, musyawarah, dan ketercapainya
sasaran (confidentialit, negosiasi and accessibility)
F. MODEL-MODEL
EVALUASI KURIKULUM
Model-model evaluasi kurikulum meliputi: Evaluasi model
penelitian, Evaluasi model objektif dan Model campuran multivariasi.
1.
Evaluasi model penelitian
§ Didasarkan atas
teori dan metode tes psikologis serta experiment lapangan.
§ Pendekatn dalam
evaluasi yang menggunakan eksperiment lapangan adalah mengadakan perbandingan
antara dua macam kelompok anak, misal yang menggunakan metode belajar siswa.
§ Model eksperiment
dalam botani pertanian dapat digunakan dalam pendidikan, anak dapat disamakan
dengan benih, kurikulum dan berbagai fasilitas dan sistem sekolah dapat
disamakan dengan tanah dan pemeliharaannya. Untuk mengetahui tingkat kesuburan
benih (anak) serta hasil yang dicapai pada akhir program percobaan dapat
digunakan tes (pre tes dan post test)
Kendala evaluasi model penelitian
- Kesulitan administratif, karena sedikit sekali sekolah yang bersedia dijadikan sekolah eksperiment.
- Masalah teknis dan logis, yaitu kesulitan menciptakan kondisi kelas yang sama untuk kelompok-kelompok yang diuji.
- Sukar untuk mencampurkan guru-guru untuk mengajar pada kelompok eksperiment dan kelompok kontrol, pengaruh guru sukar dikontrol.
2. Evaluasi
model objektif
Persyaratan yang harus dipenuhi oleh tim pengembang model objektif, yaitu:
a) Ada kesepakatan
tentang tujuan-tujuan kurikulum
b) Merumuskan
tujuan-tujuan tersebut dalam perbuatan siswa
c) Menyusun materi
kurikulum yang sesuai dengan tujuan tersebut.
d) Mengukur kesesuaian
antara perilaku siswa dengan hasil yang diinginkan.
Leaarning research
and development center Universitas Pittsburg mengembangkan sistem pengajaran
yang disebut IPI (Individually Prescribed Instruction), dimana anak mengikuti
kurikulum yang memiliki 7 unsur, yaitu:
- Tujan-tujuan pengajaran yang disusun dalam daerah-daerah, tingkatan-tingkatan dan unit-unit.
- Suatu prosedur program testing
- Program prosedur penulisan
- Materi dan alat-alat pengajaran
- Kegiatan guru dalam kelas
- Kegiatan murid dalam kelas
- Prosedur pengelolaan kelas.
3. Model
campuran multivariasi
Langkah-langkah model multiariasi, yaitu:
a) Mencari sekolah
yang berminaat untuk dievaluasi/diteliti
b) Pelaksanaan
program.
c) Tim menyusun tujuan
yang meliputi tujuan dari pengajaran.
d) Jika informasi yang
diharapkan telah terkumpul, maka mulai pekerjaan komputer.
e) Tipe analisis dapat
digunakan untuk mengukur pengaruh bersama dari beberapa variabel yang berbeda.
Kendala yang dihadapi model campuran multivariasi:
Ø Diharapkan
memberikan tes statistik yang signifikan, maka diperlukan 100 kelas dengan 10
pengukuran. Maka lebih sesuai bagi evaluasi kurikulum skala besar.
Ø Terlalu banyak
variabel yang perlu dihitung pada suatu saat sedang komputer hanya mampu
menampung 40 variabel, sedang model ini mencapai 300 variabel.
Ø Tetap menghadapi
masalah-masalah pembandingan.
KESIMPULAN :
v Model perbandingan
sesuai untuk mengevaluasi pengembangan kurikulum yang menekankan isi (content
based curriculum)
v Model tujuan,
digunakan dalam pengembangan kurikulum yang menggunakan pendekatan tujuan (goal
based curriculum)
v Model campuran,
digunakan untuk mengevaluasi, baik kurikulum yang menekankan isi, tujuan,
maupun situasi (situation based curriculum)
v Selain model
evaluasi kurikulum diatas, dikenal juga model EPIC (Evaluation Program for
Innovative Curruculum), CEMREL dan CDPP.