Jumat, 15 Juni 2012

URGENSI TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK) BAGI KALANGAN MUSLIM DI ERA GLOBALISASI


A.    PENDAHULUAN
Makin berkembang peradaban manusia, makin maju pula ilmu pengetahuan. Terlepas dari peradaban mana yang menjadikan tonggak perkembangan ilmu pengetahuan, dunia mengamini bahwa merekalah, kalangan pemikir, ilmuan, praktisi, peneliti dan para penguji coba yang memiliki andil besar dalam perkembangan ilmu pengetahuan sekarang.
Cikal bakal ilmu pengetahuan memang sudah ada semenjak dulu. Dari masa manusia sebelum mengenal tulisan, manusia yang berburu, meramu dan nomaden hingga manusia yang telah mengenal tulisan, menetap dan mampu menemukan hal baru atau memodifikasi sesuatu yang lama dan bermanfaat bagi kehidupannya. Cikal bakal ilmu pengetahuan itu kini berkembang dan menghasilkan benda-benda canggih yang dahulu belum pernah terpikirkan. Katakanlah computer, sebagai salah satu hasil ilmu pengetahuan.
Kita tidak lagi menyebutkan fungsi pokok computer sebagai alat untuk mengetik. Komputer memiliki banyak kegunaan dalam era sekarang ini. Dengan duduk di depan layar computer kita bisa menjelajah dunia, berselancar di dunia maya. Di depan layar computer pula kita bisa berkreasi dengan menggunakan perangkat yang ada, dengan program aplikasi yang memiliki karakter tersendiri. Di depan layar computer juga kita bisa asik nonton film atau bahkan bermain sesuka hati.
Dalam makalah ini akan membahas teknologi informasi dan komunikasi (TIK) terutama pentingnya seorang  muslim menguasai ilmu komputer di era globalisasi. Karena globlisasi bukan hanya perlu dimengerti tapi diperjuangkan dengan keras.[1]Ini juga berlaku pada orang muslim. Seorang muslim harus memiliki pemikiran yang terbuka, pengetahuan yang luas, juga ilmu yang tinggi. Intinya perlu adanya keseimbangan untuk dunia dan akherat. Dalam ajaran agama islam telah termaktub hadits yang meyatakan bahwa menutut ilmu itu kewajiban bagi orang muslim, baik laki-laki maupun perempuan. Ini mejadikan energy tersendiri untuk mengejar ilmu, menyemai amal dan bermanfaat bagi orang lain.

B.     PEMBAHASAN
1.      Pengertian Teknologi Informasi dan Komunikasi
Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) atau dalam bahasa Inggris, Information and Communication Technologies (ICT) berasal dari tiga kata yang memiliki makna tersendiri. Teknologi, berdasarkan kamus besar bahasa Indonesia (KBBI) yaitu ilmu pegetahuan terapan. Informasi yaitu data yang diolah sedemikian rupa sehingga dapat menjadi sumber pengetahuan dan wawasan, juga bisa dijadikan dasar dalam pengambilan keputusan. Komunikasi merupakan pengiriman dan penerimaan berita antara dua orang atau lebih dengan cara yang tepat, sehingga saling memahami.
TIK mencakup dua aspek yaitu teknologi informasi dan teknologi komunikasi[2]. Teknologi informasi meliputi segala hal yang berkaitan dengan proses, penggunaan sebagai alat bantu, manipulasi, dan pengelolaan informasi. Sedangkan teknologi komunikasi adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan penggunaan alat bantu untuk memproses dan mentransfer data dari perangkat yang satu ke lainnya. Oleh karena itu, teknologi informasi dan teknologi komunikasi adalah dua buah konsep yang tidak terpisahkan. Jadi Teknologi Informasi dan Komunikasi mengandung pengertian luas yaitu segala kegiatan yang terkait dengan pemrosesan, manipulasi, pengelolaan, pemindahan informasi antar media.
Sedangkan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) yang dimaksud disini adalah teknologi yang menggabungkan komputerisasi (computer) dengan jalur komunikasi yang membawa data, suara atau video.
Istilah TIK sendiri muncul setelah adanya perpaduan antara teknologi komputer (baik perangkat keras maupun perangkat lunak) dengan teknologi komunikasi pada pertengahan abad ke-20. Perpaduan kedua teknologi tersebut berkembang pesat melampaui bidang teknologi lainnya. Hingga awal abad ke-21 TIK masih terus mengalami berbagai perubahan dan belum terlihat titik jenuhnya.

2.      Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi
Ada beberapa tonggak perkembangan teknologi yang secara nyata memberi sumbangan terhadap perkembangan TIK hingga saat ini. Pertama yaitu temuan telepon oleh Alexander Graham Bell pada tahun 1875. Temuan ini kemudian berkembang menjadi pengadaan jaringan komunikasi dengan kabel yang meliputi seluruh daratan Amerika, bahkan kemudian diikuti pemasangan kabel komunikasi trans-atlantik. Jaringan telepon ini merupakan infrastruktur masif[3] pertama yang dibangun manusia untuk komunikasi global. Memasuki abad ke-20, tepatnya antara tahun 1910-1920, terwujud sebuah transmisi suara tanpa kabel melalui siaran radio AM yang pertama. Komunikasi suara tanpa kabel ini pun segera berkembang pesat. Kemudian diikuti pula oleh transmisi audio-visual tanpa kabel, yang berwujud siaran televisi pada tahun 1940-an. Komputer elektronik pertama beroperasi pada tahun 1943. Lalu diikuti oleh tahapan miniaturisasi komponen elektronik melalui penemuan transistor pada tahun 1947 dan rangkaian terpadu (integrated electronics) pada tahun 1957. Perkembangan teknologi elektronika, yang merupakan cikal bakal TIK saat ini, mendapatkan momen emasnya pada era Perang Dingin. Persaingan IPTEK antara blok Barat (Amerika Serikat) dan blok Timur (dulu Uni Soviet) justru memacu perkembangan teknologi elektronika lewat upaya miniaturisasi rangkaian elektronik untuk pengendali pesawat ruang angkasa maupun mesin-mesin perang.
Miniaturisasi komponen elektronik, melalui penciptaan rangkaian terpadu, pada puncaknya melahirkan mikroprosesor. Mikroprosesor inilah yang menjadi 'otak' perangkat keras komputer dan terus berevolusi sampai saat ini. Perangkat telekomunikasi berkembang pesat saat teknologi digital mulai digunakan menggantikan teknologi analog. Teknologi analog (sebanding) mulai terasa menampakkan batas-batas maksimal pengeksplorasiannya. Digitalisasi perangkat telekomunikasi kemudian berkonvergensi dengan perangkat komputer yang sejak awal merupakan perangkat yang mengadopsi teknologi digital. Produk hasil konvergensi inilah yang saat ini muncul dalam bentuk telepon seluler. Di atas infrastruktur telekomunikasi dan komputasi ini kandungan isi (content) berupa multimedia mendapatkan tempat yang tepat untuk berkembang. Konvergensi telekomunikasi - komputasi multimedia inilah yang menjadi ciri abad ke-21, sebagaimana abad ke-18 dicirikan oleh revolusi industri. Bila revolusi industri menjadikan mesin-mesin sebagai pengganti 'otot' manusia, maka revolusi digital (karena konvergensi telekomunikasi - komputasi multimedia terjadi melalui implementasi teknologi digital) menciptakan mesin-mesin yang mengganti (atau setidaknya meningkatkan kemampuan) 'otak' manusia.
Perkembangan teknologi informasi ini tidak lepas dari perkembangan teknologi computer yang demikian pesat. Salah satunya dipengaruhi adanya jaringan computer yang menghubungkan satu computer dengan computer lain tanpa adanya batas sehingga membentuk suatu sumber data dan informaai yang besar dan lengkap. Jaringan inilah yang kemudian kita kenal dengan nama Inter Networking Protocol (Internet).
Konsep jaringan computer lahir tahun 1940-an di Amerika Serikat dari proyek pengembangan computer model I di laboratorium Bell dan juga dari group riset Harvard University yang dipmpin oleh Professor Howard Aiken. Pada tahun 1950-an muncul computer besar yang disebut dengan supercomputer. Komputer ini dapat melayani beberapa terminal computer. Pada saat ini konsep jaringan dikenal dengan nama TSS (Time Sharing System) dimana pada system jaringan ini beberapa computer terminal terhubung secara seri ke sebuah computer utama (host computer).
Dengan adanya jaringan ini mulai dirasakan adanya keterpaduan antara teknologi computer (informasi) dengan teknologi komunikasi. Pada tahun 1970-an muncul system jaringan proses distribusi (distributed processing). Pada jaringan ini, computer terdiri atas beberapa computer utama (host) yang dapat mengerjakan pekerjaan besar secara parallel dan dapat melayani beberapa computer utama. Pada tahun 1980-an, penggunaan jaringan computer sudah beragam dalam hal menangani proses bersama dan komunikasi antar computer. Teknologi jaringan seperti ini dikenal dengan LAN (Lokal Area Network).
Munculnya LAN, kemudian disusul dengan istilah lain yang lebih luas seperti MAN (metropolitan Area Network) yaitu jaringan yang lebih luas disbanding LAN, karena pada jaringan ini mampu menghubungkan kota-kota dalam satu provinsi dan merupakan kumpulan dari jaringan-jaringan kecil LAN. Ada lagi WAN (Wide area network) yaitu jaringan yang mencangkup lebih luas, yakni antar Negara.

3.      Teknologi Informasi dan Komunikasi di era Globalisasi
Zaman globalisasi ditandai dengan fenomena teknologi informasi dan telekomunikasi yang menunjang disegala bidang. Fenomena teknologi informasi dan telekomunikasi (information and communication technology /ICT) tersebut bagi masyarakat global (dunia) kemudian menciptakan suatu kecenderungan paradigma masyarakat terbuka, yaitu suatu kenyataan dimana tidak ada sekat dan batas yang menghalangi untuk saling berinteraksi. One world one society with different culture, satu dunia satu masyarakat dengan perbedaan budaya.
Globalisasi adalah suatu kondisi di mana “hilangnya” batas-batas fisik dalam segala bidang. Globalisasi bukan hal yang menakutkan, namun juga bukan sesuatu yang menggembirakan. Sebagai konsep komunikasi global, kita dapat bertemu secara cepat, langsung dan seketika. Apakah maksud diadakannya pertemuan itu adalah masalah ‘hasil’ dari globalisasi itu sendiri. Di sinilah, lahir tesis lain globalisasi berupa kebebasan penyebaran ide melalui wadah komunikasi global.
Dalam era globalisasi versi 3.0, –meminjam istilahnya Thomas L. Friedman– saat ini yang menjadi peranan utama adalah adanya kekuatan para individu-individu untuk saling berkolaborasi dan bersaing secara global. Dan yang membuat datar dunia ini bukan lagi kekuatan tenaga kuda, mesin uap, dan hardware/perangkat keras tapi adalah software/ perangkat lunak, segala macam perangkat lunak yang memiliki keterkaitan dan keterpaduan dengan pembuatan jaringan serat optik dan wireless global yang membuat setiap kita ini adalah tetangga. Setiap person harus, bisa dan sanggup bertanya pada dirinya, dimana posisi diri kita dalam kompetisi persaingan global sekaligus kesempatan yang sedang terjadi didepan mata kita, dan juga bertanya bagaimana saya, dengan usaha sendiri, mampukah berkolaborasi dan berkompetisi dengan yang lain.
Dengan tiadanya batas dan sekat pada zaman global ini karena berita dan informasi dari sudut/pojok dunia manapun akan dengan sangat mudah bisa kita ketahui dengan waktu yang real time (saat itu juga). Sesaat setelah ledakan bom di Mumbay India, warga masyarakat di Adelaide (Australia) bisa langsung mengetahui ledakan tersebut melalui berita di TV dan internet. Era informasi yang ditandai dengan penggunaan teknologi informasi seperti komputer dan internet dewasa ini membawa suatu keadaan dimana individu atau kelompok masyarakat secara “bebas”,  mudah dan lebih murah untuk bisa mendapatkan atau mengakses informasi dan juga menyebarkannya. Informasi kemudian menjadi kebutuhan pokok  yang diperlukan oleh penggunanya.
Laporan IMF menyatakan bahwa, Globalisasi bukanlah proses yang dengan sendirinya pasti akan terjadi, tapi suatu proses yang sangat manusiawi dimana keberhasilan harus diperjuangkan, bukan dianggap pasti terjadi.[4] 
Siapa pun di dunia ini tidak akan mampu menghindar dari apa yang dinamakan globalisasi, karena kita adalah bagian dari dunia yang telah mendapat pengaruh globalisasi. Demikian juga dengan orang muslim. Mereka akan terus berkomunikasi, memanfaatkan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi.
Seperti yang diungkapkan oleh Deddy Mulyana (2001), orang yang tidak pernah berkomunikasi dengan manusia, bisa dipastikan akan “tersesat”, karena ia tidak berkesempatan menata dirinya dalam suatu lingkungan sosial. Komunikasilah yang memungkinkan individu membangun suatu kerangka rujukan dan menggunakannya sebagai panduan untuk menafsirkan situasi apapun yang ia hadapi.

4.      Fungsi Teknologi Informasi dan Komunikasi
Media komunikasi selalu tersedia untuk digunakan dalam menyampaikan pesan, harapan, kehendak, atau bakan ancaman[5]. Terlepas dari itu semua, Teknologi informasi dan komunikasi memiliki andil yang besar dalam perkembangan dunia.
Teknologi Informasi juga menjadi bagian penting dari dunia pendidikan, terlebih ketika model pendidikan masa depan lebih memberi kemungkinan kebebasan bagi anak didik untuk meraih materi pendidikan. Format pendidikan tidak lagi menempatkan guru sebagai subjek sumber ilmu. Perkembangan teknologi, terutama teknologi informasi, tak bisa dipungkiri akan membawa perubahan yang cukup mendasar dan menjadi media untuk tansformasi ilmu pengetahuan secara efektif.
Dalam bidang dakwah, teknologi informasi juga bisa dioptimalkan untuk kepentingan dakwah Islam ataupun dakwah dalam rangka pemberdayaan masyarakat. Teknologi informasi yang secara teknis didukung oleh teknologi elektronik dalam perkembangan dewasa ini banyak pakar yang memberikan terminologi ‘elektronik’. Dari sini kemudian juga digunakan pada bidang dakwah Islam. Maka kemudian tercetus kata-kata e-dakwah. E-dakwah memiliki konsep dan hubungan yang tidak jauh dengan kata-kata e-mail, e-learning, e-government, e-commerce, e-library, e-journal, e-medicine, e-laboratory, e-biodiversitiy, dan sejenisnya. E yang dimaksudkan disini bisa berarti melibatkan cara, range/jarak/geografical position, sebuah system atau proses dan infrastruktur. Maka e-dakwah pun kurang lebih adalah proses pengajaran, pembelajaran, penyampaian sesuatu informasi/pesan berkaitan dengan tema-tema Islam ataupun dakwah dengan harapan orang yang diberikan informasi tersebut menjadi tertarik bahkan bisa menjadi bagian dari Islam. Dan E-dakwah akan terus berkembang seiring dengan perkembangan ilmu, teknologi dan pengetahuan manusia, sejalan dengan semakin meningkatnya kebutuhan dakwah Islam kepada manusia, serta pertumbuhan manusia itu yang semakin meningkat, sejalan dengan pertumbuhan Islam itu sendiri
Terminologi elektronik ini kemudian digabungkan diberbagai bidang baik dibidang bisnis maupun non bisnis. Dalam bidang bisnis ada istilah Electronic Business disingkat e-Business, yaitu kegiatan bisnis yang ditunjang dengan media elektronik.  Pada bidang pemerintahan ada istilah e-Goverment yaitu penggunakan teknologi internet sebagai sebuah landasan dalam pertukaran data, penyediaan layanan dan transaksi kepada warga negara, pebisnis atau atar instansi pemerintah.

5.      Urgensi Mempelajari Teknologi Informasi dan Komunikasi
John Dewey pernah mengatakan bahwa komunikasi adalah ‘hal yang paling menakjubkan’. Dalam pandangannya, masyarakat manusia bertahan adanya komunikasi dan terus berkembang berkat komunikasi. Dengan komunikasi, manusia melakukan berbagai penyesuaian diri yang diperlukan dan memenuhi berbagai kebutuhan dan tuntutan yang ada sehingga masyarakat manusia melakukan berbagai penyesuaian diri yang diperlukan dan memenuhi berbagai kebutuhan dan tuntutan yang ada sehingga masyarakat tidak bercerai berai. Melalui komunikasi pula manusia mempertahankan institusi-institusi social berikut segenap nilai dan norma perilaku, tidak hanya dari hari ke hari namun dari generasi ke generasi[6].
Kita harus memahami kalau dengan mempelajari Teknologi Informasi dan Komunikasi, teruma teknologi komputer dan internet, kita dapat memperkaya ilmu pengetahuan dibidang teknologi. Selain itu, kita dapat menguasainya dengan terampil sehingga dapat berperan aktif bukan hanya sebagai pengguna, melainkan juga sebagai penghasil teknologi itu sendiri. Karena kemampuan berkreasi dapat dipadukan untuk menghasilkan teknologi baru yang lebih canggih dan lebih modern.
Di era sekarang apa-apa memang harus diupayakan, termasuk mempelajari teknologi informasi dan komunikasi. Karena itu orang akan belajar-belajar dan terus belajar. Mereka akan turut mengikuti perkembangan jaman supaya terbebas dari label “primitife”. Begitulah globalisasi mampu merubah prespektif seseorang.
Dengan mempelajari teknologi informasi dan komunikasi dapat mengembangkan kemampuan dan potensi-potensi yang kita miliki. Kita juga dapat berkreasi dengan membuat sesuatu yang dapat berguna bagi diri kita pribadi dan juga bagi semua orang.
6.      Tujuan Mempelajari Teknologi Informasi dan Kommunikasi
Secara khusus, tujuan mempelajari Teknologi Informasi dan Komunikasi adalah:
a.       Menyadarkan  kita akan  potensi  perkembangan  teknologi  informasi  dan komunikasi  yang  terus  berubah  sehingga  termotivasi  untuk mengevaluasi  dan  mempelajari  teknologi  ini  sebagai dasar untuk belajar sepanjang hayat.
b.      Memotivasi  kemampuan  kita agar bisa  beradaptasi  dan  mengantisipasi perkembangan  Teknologi Informasi dan Komunikasi,  sehingga  bisa melaksanakan dan menjalani aktifitas kehidupan sehari hari secara mandiri dan lebih percaya diri.
c.       Mengembangkan  kompetensi kita  dalam  menggunakan Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk  mendukung  kegiatan  belajar,  bekerja,  dan  berbagai aktifitas dalam kehidupan sehari hari.
d.      Mengembangkan  kemampuan  belajar  berbasis  Teknologi Informasi dan Komunikasi,  sehingga  proses  pembelajaran  dapat  lebih  optimal,  menarik,  dan mendorong  kita lebih terampil  dalam  berkomunikasi,  terampil  mengorganisasi informasi, dan terbiasa bekerjasama.
e.       Mengembangkan kemampuan belajar mandiri, berinisiatif, inovatif, kreatif, dan bertanggung jawab  dalam  penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk pembelajaran, bekerja, dan pemecahan masalah sehari hari

7.      Macam-Macam Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam bidang dakwah
Dakwah itu identik dengan komunikasi massa, yaitu komunikasi lewat media massa[7]. Media massa (saluran) yang dihasilkan oleh teknologi modern. Bentuknya adalah media elektronik (tv dan audio), media cetak (surat kabar, majalah, tabloid), buku, film. Dalam perkembangannya, komunikasi massa yang sudah sangat modern yaitu internet.
Populernya internet merupakan media yang tidak bisa dihindari karena sudah menjadi peradaban baru dalam dunia informasi dan komunikasi tingkat global. Dengan adanya akses internet, maka sangat banyak informasi yang mudah didapat dan layak diakses oleh masyarakat dunia, baik untuk kepentingan pribadi, pendidikan, bisnis dan lainnya. Dengan munculnya jaringan internet dianggap sebagai sebuah revolusi dalam dunia komunikasi dan informasi. Dalam konteks media dakwah internet sebagai produk teknlogi informasi menjadi dominan disamping perangkat lunak komputer dan paket aplikasi lainnya. Berikut bentuk bentuknya produk IT yang bisa dimanfaatkan untuk kepentingan dakwah:
a.       Situs-situs yang menampilkan sekitar tema-tema Islam atau dakwah Islam di internet. Misalnya: www.al-islam.or.id, islamonline.net, myquran.com, pesantrenvirtual.co, eramuslim.com, islamlib.com, hidayatullah.com, indohalal.com, tazkia.com, ukhuwah.or.id, moslemworld.co.id dan masih banyak lagi.
b.      Catatan catatan pribadi, opini, tulisan yang gaya bahasanya formal dan informal yang ditumpangkan di situs internet tentang tema-tema Islam yang disebut dengan Blog.
c.       Fasilitas yang diberikan oleh operator telepon seluler, misalnya paket SMS Do’a, Sholawat, Nasihat Islam dan lain-lain.
d.      Mailing-list, yaitu media pertukaran data menggunakan email, atau gabungan email. Sedangkan email sendiri adalah metoda simpan dan teruskan dari pembuatan, pengiriman, penerimaan dan penyimpanan pesan menggunakan sistem komunikasi elektronik jaringan atau internet (wikipedia).
e.       Situs jaringan sosial (social community network), sebuah website yang saling menghubungkan membernya menggunakan link/hubungan. Sehingga nantinya tercipta jaringan persahabatan yang bisa saja berdasarkan almamater sekolah, tempat bekerja, hobi, negara, agama, kesamaan minat dan bakat dan lainnya. Contoh yang sangat populer saat ini adalah: facebook,  friendster, multiply, linked-in, dan seterusnya. Fasilitas ini juga dapat dimanfaatkan untuk berkomunikasi tentang dakwah Islam.
f.       Fasilitas Internet Messenger juga bisa dimanfaatkan untuk kepentingan dakwah. Dengan fasilitas VOIP (voice over internet protocol) yaitu penyampaian signal audio melalui internet, dari segi biaya menjadi lebih murah dibandingkan memakai telepon konvensional. Selain itu Internet Messenger juga bisa mengurumkan tidak hanya signal audio tetapi juga audio visual dengan catatan hardware yang ada dilengkapi dengan kamera. Dengan demikian teleconferrence bisa dilakukan dengan banyak pihak diberbagai tempat yang terpisah pada saat yang bersamaan. Ada suatu situs yang paling sering melakukan teleconference yaitu radiotarbiyah.net. admin situs ini berbasis di indonesia, tetapi memiliki jaringan relay dibanyak negara di eropa, mesir, jepang, dan amerika. Andaikan sholat jum’at berjamaah boleh dilakukan dengan cara ini, barang kali banyak yang akan mencoba. Kita juga bisa memakai Yahoo! Messenger untuk melakukan internet messenger. Dan itu gratis. Kita hanya membayar biaya pulsa selama kita ber internet.
g.      Software atau perangkat lunak komputer yang banyak dijual bebas, misalnya al-Qur’an Digital, software penghitung waris, penghitung zakat sampai sistem informasi manajemen madrasah, pesantren atau secara umum perangkat lunak sistem informasi manajemen lembaga-lembaga Islam baik yang bergerak pada pendidikan dan sosial yang sekarang banyak dikembangkan (komputerisasi/onlinisasi kantor).




8.      Dampak Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam dakwah
Semua teknologi yang ada akan membawa imbas, baik negative maupun positif. Dampak negative merupakan tantangan yang harus dihadapi dan dampak positif merupakan peluang yang muncul dari teknologi informasi dan komunikasi, diantaranya adalah sebagai berikut:
Beberapa tantangan pemanfaatan media teknologi informasi antara lain sebagai berikut:
a)       Faktor pendidikan dan sarana yang kemudian menjadikan keterbatasan sumber daya manusia (SDM) untuk menjalankan teknologi informasi
b)       Citra teknologi informasi utamanya internet yang masih minor dikalangan sebagian masyarakat kita. Internet identik dengan situs pornografi dan lain sebagainya.
c)       Masih cukup banyak masjid, pesantren atau tempat tempat sebagai centrum dakwah yang belum mempunyai akses teknologi informasi (internet) karena masalah biaya, SDM dan wawasan.
d)       Keterbatasan infrastruktur untuk komunikasi, interaksi dan kolaborasi antar kelompok / komunitas Islam (lsm Islam).
e)       Minat warga Muslim terhadap penggunaan Teknologi Informasi masih terbatas
f)        Informasi yang berkaitan dengan komunitas Islam bertebaran melalui berbagai media cetak, elektronik maupun Internet, tetapi kurang terkelola dan terkordinasi dengan baik, sehingga cenderung menjadi ‘sampah informasi’.
g)       Perhatian dari berbagai organisasi prefesi dan perusahaan terhadap penggunaan dakwah pada bidang IT masih kurang..

Disamping tantangan, masih ada potensi peluang yang bisa diharapkan antara lain:
1)       Agenda-agenda seputar Islam seperti ekonomi syariah, pesantren terpadu, ekonomi-bisnis dan lainnya memerlukan dukungan sistem informasi yang bisa lebih mudah dipadukan (integrasikan). Dengan strategi yang tepat dan kerjasama antar entitas Islam, integrasi dan kolaborasi  akan lebih mudah mewujudkan transfomasi data tersebut.
2)       Media Web di Internet menyediakan kesempatan baru bagi pengembangan pendidikan, dan budaya disamping juga ekonomi dan bisnis.
3)       banyaknya  ‘ruang untuk mengembangkan diri’ bagi profesional di bidang IT, termasuk dalam bidang dakwah yang berbasi IT.
4)       Semakin menjamurnya bisnis perangkat lunak, akan lebih memudahkan masyarakat untuk mendapatkan secara lebih murah, gampang dan fleksibel –dalam hal customize– mengenai produk perangkat lunak seperti penghitung zakat, software falaq, dan perangkat sistem informasi administrasi kantor yang lain.
5)       Peluang Kerjasama antar organisasi-organisasi Islam dalam memanfaatkan informasi-informasi tersebut.

C.     KESIMPULAN
Kita paham akan pentingnya mempelajari teknologi informasi dan komunikasi, terutama bagi kaum muslim. Kita tidak bisa hidup sendiri, menutup diri dari peradaban. Orang muslim tidak akan menjadi gagap teknologi (gaptek) dan orang muslim harus maju, minimal mampu sejajar dengan peradaban barat dan bahkan lebih dari itu. Karena setiap akal sehat menghendaki agar generasi mendatang tetap survive dalam kondisi apa pun.
Dengan mempelajari teknologi informasi dan komunikasi kita bukan lagi orang yang buta kemaujuan dan jauh dari label buta huruf. Karena orang yang buta huruf adalah orang marginal[8]. Bukan hanya secara fisik mereka berada di daerah terpencil, namun juga secar historis, social, budaya dan ekonomis yang dikenakan factor structural.[9] Kaum muslim harus jauh-jauh dari label ini.
Jika melihat orang barat, mereka menghabiskan banyak waktu dalam kehidupan untuk meonton televisi, film, video dan membaca surat kabar dan majalah, mendengarkan radio dan berselancar di internet. Artinya mereka meghabiskan bagian hidupnya dengan membeamkan diri dalam media, hidup bersading dengan teknologi. Kemampuan berbicara, berpikir, berhubungan dengan orang lain, bahkan mimpi dan kesadaran akan idetitas mereka dibentuk oleh media dan teknologi.
Bagaimana dengan orang muslim? Apakah hanya mempelajari agama dan terkungkung dalam taklid juga fanatic yang kadang menjadikan perpecahan? Atau kita akan mengejar kehidupan akherat dan balance dengan kehidupa dunia? Semua kembali pada pribadi masing-masing, karena pada hakekatya hidup itu pilihan.  

D.    DAFTAR PUSTAKA

An-Nahidi, Nunu Ahmad, dkk. Pendidikan Agama di Indonesia: Gagasan dan Realita. Jakarta: Pusat litbang Pendidikan Agama dan keagamaan litbang dan diklat kementrian Agama RI. 2010
Azizy, A. Qodri. Melawan Globalisasi Reinterpretasi Ajaran Islam (Persiapan SDM dan Terciptanya Masyarakat Madani). Yogyakarta: Pustaka Pelaar. 2004
Freire, Paulo. Politik Pendidikan, kekuasaan dan pembebasan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1999
Haryanto,Edy. Teknologi Informasi dan Komunikasi: Konsep dan Perkembangannya. Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi Sebagai Media Pembelajaran, Jakarta: Bumi Aksara, 2008
Jamaluddin Malik, Dedi, dkk, Komunikasi Internasional, Bandung: Remaja Rosdiakarya, 1993
Micklethwait, John dan Andrian Wooldridge, Masa Depan Sempurna, Jakarta: MB. Grafika. 2007
Muhammad, Haris dan Dudy Priatna. Media Massa dan masyarakat Modern. Jakarta: Prenada Media. 2004
Mulyana, Dedi. Ilmu Komunikasi, Suatu Pengantar. Bandung: Remaja Rosdakarya. 2001
Nasution, Zulkarnain. Komunikasi Pembangunan, Pengenalan Teori dan penerapannya. Jakarta: Raja Grafindo Persada. 2002
Nuruddin. Pengantar Komunikasi Massa. Jakarta: Raja Grafindo Persada. 2007
Partanto, A. Pius dan M. Dahlan Al Barry. Kamus Ilmiah Populer. Surabaya: Arkola. 2001
Sardar, ziauddi dan Borin Van Loon. Membongkar Kuasa Media. Yogyakarta: Resist book. 2008


[1] John Micklethwait dan Andrian Wooldridge, Masa Depan Sempurna, Jakarta: MB. Grafika. 2007, Hlm.3.
[2] Edy Haryanto, Teknologi Informasi dan Komunikasi: Konsep dan Perkembangannya. Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi Sebagai Media Pembelajaran, Jakarta: Bumi Aksara, 2008, hlm. 5.

[3] Masif : Dalam kamus ilmiah popular diartikan, secara besar-besaran, pejal, padat dan memadat. Disini diartikan secara besar-besaran.
[4] John Micklethwait dan Andrian Wooldridge, Masa Depan Sempurna, Jakarta: MB. Grafika. 2007, Hlm.4.
[5] Dedi Jamaluddin Malik, dkk, Komunikasi Internasional, Bandung: Remaja Rosdiakarya, 1993. Hlm. 143.
[6] Haris Muhammad dan Dudy Priatna. Media Massa dan masyarakat Modern. Jakarta.: Prenada Media. 2004. Hlm. 33
[7] Nuruddin. Pengantar Komunikasi Massa. Jakarta:. Raja Grafindo Persada 2007. Hlm. 3-5
[8] Marginal: berasal dari bahasa Portugis yang diterjemahkan dengan ‘orang marginal/’marginado’, mengandung makna pasif, mereka dimarginalkan/diasingkan dari masyarakat, juga secara social bermakna kehidupannya berada di pinggir.
[9] Paulo Freire, Politik Pendidikan, kekuasaan dan pembebasan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar., 1999. Hlm. 90