Senin, 05 November 2012

PENGKUR



E. UJIAN SEBAGAI EVALUASI SOSIAL
Ø  Menguji adalah mengevaluasi kemampuan individu.
Ø  Dengan adanya ujian-ujian, maka jenis-jenis kemampuan tertentu dipandang menunjukan status lebih tinggi dibanding dengan kemampuan lainnya.
Ø  Ujian bukan saja menunjukan nilai pengetahuan atau kemampuan  secara sosial, tetapi juga telah merupakan peraturan dari sekolah.
Ø  Sistem ujian yang dipakai untuk seleksi masuk sekolah dan penentu kelas digunakan untuk mengontrol efisiensi dan efektivitas sekolah .
Ø  Gambaran umum sekolah secara keseluruhan dapat dinilai dari: menilai tentang keadaan murid, guru, kurikulum, pembiayaan sekolah, fasilitas sekolah, keseragaman sekolah, penyusunan rancangan dan pemeliharaan sekolah.
Ø  Untuk mengukur kemampuan siswa memakai istilah examination atau assessment.
Ø  Untuk penilaian keseluruhan situasi sekolah atau kutikulum disebt evaluation.

Barry Mc. Donald (1975), Mendasarkan Argumentasinya Pada Anggapan Dasar Bahwa , Evaluasi Merupakan Kegiatan Politik. Dia membedakan adanya tiga tipe evaluasi dalam pendidikan dan kurikulum, yaitu: Evauasi birokratik, Evaluasi otokratik dan Evaluasi demokratik.

1.      Evaluasi birokratik
  • Merupakan layanan yang bersifat unconditional terhadap lembaga-lembaga pemerintahan yang memiliki wewenang kontrol terbesar dalam alokasi sumber-sumber pendidikan.
  • Evaluator menerima kebijaksanaan dari pemegang jabatan.
  • Evaluator tidak mempunyai kekuasaan sendiri atau kontrol sendiri terhadap penggunaan informasi yang diperoleh.
  • Prinsip utama evaluator birokratik adalah: pelayanan (service), penggunaan (utility), dan efisiensi (efficiency).
  • Sumber kekuatan evaluator adalah penelitian kemasyarakatan.
  • Konsep utama evaluator otokratik adalah evaluasi yang bersifat prinsipil dan objektif (principles and objectivity).



2.      Evaluasi model objektif
Persyaratan yang harus dipenuhi oleh tim pengembang model objektif, yaitu:
a)      Ada kesepakatan tentang tujuan-tujuan kurikulum
b)      Merumuskan tujuan-tujuan tersebut dalam perbuatan siswa
c)      Menyusun materi kurikulum yang sesuai dengan tujuan tersebut.
d)     Mengukur kesesuaian antara perilaku siswa dengan hasil yang diinginkan.
   
Leaarning research and development center Universitas Pittsburg mengembangkan sistem pengajaran yang disebut IPI (Individually Prescribed Instruction), dimana anak mengikuti kurikulum yang memiliki 7 unsur, yaitu:
1)      Tujan-tujuan pengajaran yang disusun dalam daerah-daerah, tingkatan-tingkatan dan unit-unit.
2)      Suatu prosedur program testing
3)      Program prosedur penulisan
4)      Materi dan alat-alat pengajaran
5)      Kegiatan guru dalam kelas
6)      Kegiatan murid dalam kelas
7)      Prosedur pengelolaan kelas.

3. Evaluasi demokratik
Ø  Merupakan layanan pemberian informasi terhadap masyarakat, tentang program-program pendidikan.
Ø  Tugasnya adalah memberikan informasi terhadap kelompok-kelompok masyarakat dan evaluator bertindak sebagai perantara dalam pertukaran informasi diantara kelompok-kelompok yang berbeda.
Ø  Kritertia keberhasilannya adalah pihak yang dilayaninya seluas-luasnya.
Ø  Konsep utama evaluator adalah demokratis adalah kerahasiaan, musyawarah, dan ketercapainya sasaran (confidentialit, negosiasi and accessibility)

F. MODEL-MODEL EVALUASI KURIKULUM
Model-model evaluasi kurikulum meliputi: Evaluasi model penelitian, Evaluasi model objektif dan Model campuran multivariasi.



1.      Evaluasi model penelitian
§ Didasarkan atas teori dan metode tes psikologis serta experiment lapangan.
§ Pendekatn dalam evaluasi yang menggunakan eksperiment lapangan adalah mengadakan perbandingan antara dua macam kelompok anak, misal yang menggunakan metode belajar siswa.
§ Model eksperiment dalam botani pertanian dapat digunakan dalam pendidikan, anak dapat disamakan dengan benih, kurikulum dan berbagai fasilitas dan sistem sekolah dapat disamakan dengan tanah dan pemeliharaannya. Untuk mengetahui tingkat kesuburan benih (anak) serta hasil yang dicapai pada akhir program percobaan dapat digunakan tes (pre tes dan post test)

Kendala evaluasi model penelitian
  1. Kesulitan administratif, karena sedikit sekali sekolah yang bersedia dijadikan sekolah eksperiment.
  2. Masalah teknis dan logis, yaitu kesulitan menciptakan kondisi kelas yang sama untuk kelompok-kelompok yang diuji.
  3. Sukar untuk mencampurkan guru-guru untuk mengajar pada kelompok eksperiment dan kelompok kontrol, pengaruh guru sukar dikontrol.

2. Evaluasi model objektif
Persyaratan yang harus dipenuhi oleh tim pengembang model objektif, yaitu:
a)      Ada kesepakatan tentang tujuan-tujuan kurikulum
b)      Merumuskan tujuan-tujuan tersebut dalam perbuatan siswa
c)      Menyusun materi kurikulum yang sesuai dengan tujuan tersebut.
d)     Mengukur kesesuaian antara perilaku siswa dengan hasil yang diinginkan.
  
Leaarning research and development center Universitas Pittsburg mengembangkan sistem pengajaran yang disebut IPI (Individually Prescribed Instruction), dimana anak mengikuti kurikulum yang memiliki 7 unsur, yaitu:
  1. Tujan-tujuan pengajaran yang disusun dalam daerah-daerah, tingkatan-tingkatan dan unit-unit.
  2. Suatu prosedur program testing
  3. Program prosedur penulisan
  4. Materi dan alat-alat pengajaran
  5. Kegiatan guru dalam kelas
  6. Kegiatan murid dalam kelas
  7. Prosedur pengelolaan kelas.

3. Model campuran multivariasi
Langkah-langkah model multiariasi, yaitu:
a)      Mencari sekolah yang berminaat untuk dievaluasi/diteliti
b)      Pelaksanaan program.
c)      Tim menyusun tujuan yang meliputi tujuan dari pengajaran.
d)     Jika informasi yang diharapkan telah terkumpul, maka mulai pekerjaan komputer.
e)      Tipe analisis dapat digunakan untuk mengukur pengaruh bersama dari beberapa variabel yang berbeda.

Kendala yang dihadapi model campuran  multivariasi:
Ø  Diharapkan memberikan tes statistik yang signifikan, maka diperlukan 100 kelas dengan 10 pengukuran. Maka lebih sesuai bagi evaluasi kurikulum skala besar.
Ø  Terlalu banyak variabel yang perlu dihitung pada suatu saat sedang komputer hanya mampu menampung 40 variabel, sedang model ini mencapai 300 variabel.
Ø  Tetap menghadapi masalah-masalah pembandingan.

KESIMPULAN :
v  Model perbandingan sesuai untuk mengevaluasi pengembangan kurikulum yang menekankan isi (content based curriculum)
v  Model tujuan, digunakan dalam pengembangan kurikulum yang menggunakan pendekatan tujuan (goal based curriculum)
v  Model campuran, digunakan untuk mengevaluasi, baik kurikulum yang menekankan isi, tujuan, maupun situasi (situation based curriculum)
v  Selain model evaluasi kurikulum diatas, dikenal juga model EPIC (Evaluation Program for Innovative Curruculum), CEMREL  dan CDPP.

INDO_EROPA



A. PENDAHULUAN
Rumpun bahasa Indo-Eropa atau Rumpun bahasa India-Eropa adalah kelompok bahasa-bahasa berkerabat dengan banyak penutur terbesar di seluruh dunia. Ada ratusan bahasa yang masih dituturkan yang termasuk dalam rumpun bahasa ini. Bahasa anggota rumpun ini memiliki sejarah tertulis sangat panjang (kedua tertua setelah rumpun bahasa Afroasiatik) sehingga kajiannya relatif teliti.
Dari 20 bahasa masa kini yang terbesar menurut jumlah penuturnya menurut SIL Ethnologue, dua belas di antaranya adalah Indo-Eropa: bahasa Spanyol, bahasa Inggris, bahasa Hindi, bahasa Portugis, bahasa Bengali, bahasa Rusia, bahasa Jerman, bahasa Marathi, bahasa Prancis, bahasa Italia, bahasa Punjabi, dan bahasa Urdu. Penutur asli kedua belas bahasa ini mencakup lebih dari 1,6 miliar jiwa.

B. PEMBAHASAN
  1. Pengertian
Nama Indo-Eropa digunakan karena penutur aslinya menghuni wilayah yang membentang dari India sampai Eropa. Adapun yang pertama kali meneliti adalah Sir William Jones.

  1. Distribusi Geografis
Bahasa Indo-Eropa dipakai di wilayah Eropa, Asia Selatan, Asia Tengah, dan Asia Barat Daya. Dan sekarang di seluruh dunia.



  1. Klasifikasi Bahasa Indo-Eropa
Bahasa-bahasa Indo-Eropa mencakup delapan subrumpun yang mudah ditilik perbedaan maupun kemiripannya. Mereka adalah subrumpun Indo-Iran, Armenia, Helenik, Albania, Italik, Keltik, Germanik, dan Balto-Slavik. Selain itu terdapat sub rumpun bahasa Anatolia, Tokharia, dan bahasa Proto-Indo-Eropa (hipotetik) yang telah punah.
           
Sub Rumpun bahasa Indo-Eropa yang masih ada hingga sekarang, diantaranya:
a.       Indo-Iran

b.      Armenia
Bahasa Armenia adalah sebuah bahasa Indo-Eropa yang dipertuturkan di sekitar pegunungan Kaukasus, terutama di Republik Armenia oleh bangsa Armenia. Bahasa ini merupakan cabang tersendiri dari rumpun bahasa Indo-Eropa, tanpa bahasa kerabat yang lain. Meskipun bahasa ini banyak mengandung kata-kata warisan dari bahasa Proto Indo-Eropa, tetapi fonologi dan sintaksisnya banyak terpengaruh bahasa-bahasa tetangganya di Kaukasus dan juga bahasa Turki, sehingga bahasa ini juga mengandung fonem-fonem eksplosif ejektif. Selain itu dari segi kosakata, bahasa ini banyak dipengaruhi bahasa Parsi, sebuah bahasa Indo-Eropa pula.

c.       Helenik

d.      Albania
Bahasa Albania atau dengan nama aslinya Shqip (dibaca syip) merupakan kelompok tersendiri dalam bahasa Indo-Eropa. Bahasa ini menjadi bahasa resmi di Albania, dan dituturkan oleh masyarakat etnis Albania di beberapa kawasan di jazirah Balkan. Mereka mencapai 30% penduduk Makedonia, 90% penduduk Kosovo Serbia-Montenegro, minoritas kecil di Yunani, Rumania, Italia dan Turki. Mayoritas penutur bahasa Albania ini adalah pemeluk Islam, sedang sisanya beragama Kristen Ortodoks dan Katolik Roma.
Bahasa Albania secara umum dibagi menjadi 4 dialek, antara lain :
1)       Dialek Gheg yang dituturkan di bagian utara Albania
2)       Dialek Tosk, dituturkan di bagian selatan Albania dan menjadi dialek baku bahasa Albania.
3)       Dialek Arvinitika yang dipakai komunitas Albania di Yunani
4)       Dialek Arbereshe, yakni dialek Albania di wilayah selatan Italia.

e.       Italik
Bahasa Italik merupakan subrumpun dari cabang Kentum rumpun bahasa Indo-Eropa. Subrumpun ini mencakup bahasa Roman (termasuk bahasa Italia, bahasa Katalan, bahasa Perancis, bahasa Portugis, bahasa Rumania, dan bahasa Spanyol), dan beberapa bahasa yang telah punah.
Bahasa Italik memiliki dua cabang yang dikenal:
1.       Bahasa Sabellik, termasuk:
a.     Bahasa Osca, yang dipertuturkan di bagian tengah selatan Semenanjung Italia
b.     Kelompok Umbria, termasuk:
1)       Bahasa Umbria yang dipertuturkan di daerah tengah utara (berbeda dengan dialek modern Umbria dari bahasa Italia)
2)       Bahasa Volscia
3)       Bahasa Aequia
4)       Bahasa Marsia
c.     Bahasa Picene Selatan, di tengah timur Italia

2.     Bahasa Latino-Faliscan, termasuk:
a.     Bahasa Faliscan, yang dipertuturkan di sekitar Falerii Veteres (pada zaman modern Civita Castellana) di utara kota Roma dan kemungkina Sardinia
b.     Bahasa Latin, yang dipertuturkan di Latium. Akhirnya penaklukan Roma membawa bahasa ini ke seluruh wilayah Kekaisaran Romawi dan bahkan ke luar.

Bahasa Venetik, seperti termaktub dalam banyak prasasti (termasuk kalimat-kalimat lengkap) juga berkerabat dengan bahasa Italik dan kadangkala digolongkan sebagai anggotanya. Namun karena bahasa ini juga memiliki kemiripan dengan cabang-cabang barat bahasa Indo-Eropa lainnya (terutama bahasa Jermanik), banyak pakar yang menggolongkannya sebagai cabang tersendiri pada silsilah bahasa Indo-Eropa.
Penutur bahasa Italik tidaklah penduduk pribumi Italia, namun berhijrah ke sana pada milenium ke-2 SM, dan kelihatannya masih berkerabat dengan suku-suku Keltik yang mengembara di Eropa saat itu. Secara arkeologis, budaya Apennina (budaya pengkuburan) masuk ke Semenanjung Italia pada kurang lebih tahun 1350 SM dari timur ke barat. Zaman besi masuk ke Italia pada kurang lebih tahun 1100 SM dengan budaya Villanova (budaya kremasi) dari utara ke selatan. Sebelum penutur bahasa Italik masuk, Italia terutama dihuni oleh penduduk non-Indo-Eropa (mungkin termasuk bangsa Etruska yang menuturkan bahasa Etruska). Perkampungan pertama di bukit Palatina ditarikhkan pada sekitar tahun 750 SM dan perkampungan di Quirinal pada tahun 720 SM (lihat Pendirian Roma).
Bahasa-bahasa Italik pertama-tama ditemukan pada tulisan-tulisan prasasti Umbria dan Faliscan yang ditarikh berasal dari abad ke-7 SM. Abjad yang dipergunakan ialah abjad Italik Kuna yang berdasarkan abjad Yunani. Bahasa-bahasa Italik sendiri menunjukkan pengaruh sedikit dari bahasa Etruska dan pengaruh besar dari bahasa Yunani Kuna.
Maka dengan melebarnya dominasi politik Roma ke seluruh Semenanjung Italia, bahasa Latin juga menjadi dominan dia atas bahasa Italik lainnya yang tidak dipertuturkan lagi pada sekitar abad ke-1 Masehi. Dari bahasa Latin Rakyat muncul bahasa Roman.

f.       Keltik
Rumpun bahasa Keltik merupakan cabang dari rumpun bahasa Indo-Eropa. Kelompok ini mencakup dua subcabang utama: bahasa-bahasa Keltik kontinental dan bahasa-bahasa Keltik kepulauan (insular/maritim). Pengelompokan ini diketahui bersifat parafiletik.
Cabang kontinental sekarang sudah punah, namun pernah dipertuturkan di Eropa daratan dan Asia Kecil. Contoh dari cabang kontinental adalah bahasa Galia (atau Gaul, Galik; pernah dituturkan di wilayah Prancis sekarang) dan bahasa Galatia (pernah dituturkan di wilayah Turki sekarang). Bahasa Galia diketahui lebih dekat bermiripan dengan bahasa Keltik kepulauan.
Bahasa Keltik kepulauan menurunkan dua anak cabang lagi: bahasa-bahasa Britonik dan bahasa-bahasa Goidelik. Termasuk ke dalam kelompok Britonik adalah bahasa Wales (Cymraeg), bahasa Kernowek (Cornwall), dan bahasa Breton (masih dituturkan di Semenanjung Bretagne, Prancis. Yang termasuk kelompok Goidelik adalah bahasa Irlandia, bahasa Gaelik Skotlandia, dan bahasa Manx.
Rumpun bahasa ini pertama kali diperikan pada tahun 1707 oleh Edward Lhuyd.

g.      Germanik
Rumpun bahasa Germanik adalah kelompok bahasa yang menjadi subrumpun bahasa Indo-Eropa. Kelompok ini penyebarannya sangat luas di seluruh dunia, terutama setelah era penjelajahan bangsa-bangsa Eropa pada abad ke-15 dan ke-16, dilanjutkan dengan politik imperialisme pada abad ke-19. Namun demikan, sebelum era itu pun bahasa-bahasa Germanik telah menyebar luas di kawasan Eropa Tengah, Utara, dan Barat.
Berbagai bahasa Germanik modern diperkirakan muncul dari satu bahasa purba bersama (bahasa proto-Germanik). Bahasa purba ini diperkirakan dipertuturkan di daerah Skandinavia selatan, di sekitar Denmark atau bagian selatan Norwegia.
Bahasa Inggris adalah bahasa utama dunia yang merupakan anggota kelompok ini. Hampir seluruh penjuru dunia mengenal bahasa ini karena perannya yang utama sebagai bahasa komunikasi antarbangsa. Selain di Britania Raya, bahasa Inggris (dan berbagai dialek serta bahasa kreol turunannya) dituturkan sebagai bahasa ibu di Kanada, Amerika Serikat, Guyana Inggris, Jamaika dan beberapa tempat di Karibia, Afrika Selatan, Australia, Selandia Baru, serta beberapa negara di Oseania. Semua bahasa nasional di Skandinavia, kecuali bahasa Finlandia, adalah bahasa Germanik. Bahasa Jerman dan bahasa Belanda juga merupakan bahasa Germanik. Beberapa bahasa lainnya yang tidak menjadi bahasa nasional adalah bahasa Frisia, bahasa Afrikaans (dituturkan di Afrika Selatan), serta bahasa Yiddish (dituturkan di kalangan masyarakat Yahudi Eropa)

 

Pembagian bahasa-bahasa Germanik

·             Kelompok bahasa Germanik Utara
o     Barat
§   Bahasa Faroe
o     Timur
·             Kelompok bahasa Germanik Barat
o     Bahasa-bahasa Jerman
§   Bahasa Jerman Hilir (bahasa Jerman: Niederdeutsch, bahasa Belanda: Nederduits).
§         Bahasa Belanda
§              Bahasa Afrikaans
§         Bahasa Saksen Hilir (Plattdeutsch)
§   Bahasa Jerman Hulu (bahasa Jerman: Hochdeutsch, bahasa Belanda: Hoogduits).
§         Bahasa Jerman (berbagai dialek, termasuk bahasa Jerman baku atau Hochdeutsch; dialek Alemania kadang-kadang dianggap bahasa tersendiri)
§         Bahasa Yiddish
o     Bahasa-bahasa Anglo-Frisia
·             Kelompok bahasa Germanik Timur (sudah punah)
o     Bahasa Gotik (punah di tahun 1800-an)
o     Bahasa Burgundia
o     Bahasa Vandal

Tabel perbandingan

Dalam tabel ini perbedaan antara bahasa-bahasa Jermanik dijajarkan satu sama lain.
Beberapa kata-kata di bawah ini sudah bergeser artinya secara semantis. Misalkan kata 'sterben' ("meninggal") dalam bahasa Jerman dan 'to starve' dalam bahasa Inggris ("lapar sampai mau mati") yang secara semantis sudah berbeda.

Dalam tabel ini perbedaan antara bahasa-bahasa Jermanik dijajarkan satu sama lain.
Beberapa kata-kata di bawah ini sudah bergeser artinya secara semantis. Misalkan kata 'sterben' ("meninggal") dalam bahasa Jerman dan 'to starve' dalam bahasa Inggris ("lapar sampai mau mati") yang secara semantis sudah berbeda.

h.      Balto-Slavik.

Sub Rumpun Yang Sudah Punah
a.      bahasa Anatolia
b.      Tokharia
Bahasa Tokharia adalah salah satu cabang rumpun bahasa Indo-Eropa yang kurang jelas sejarahnya. Bahasa ini terbagi menjadi dua dialek yaitu bahasa -- Tokharia A (Bahasa Turfania atau Tokharia Timur) dan Bahasa Tokharia B (Bahasa Kuchea atau Tokharia Barat), keduanya sudah lama punah. Bahasa Tokharia terlihat banyak kemiripan dengan bahasa-bahasa Jermanik dan Keltik, daripada bahasa Indo-Eropa lainnya.
Kedua bahasa ini pernah dipertuturkan di dataran rendah Tarim di Asia Tengah, sekarang bagian dari provinsi Xinjiang Republik Rakyat Cina. Para penutur bahasa ini diidentifikasikan sebagai orang 'Tokharoi' yang disebut dalam sumber-sumber Yunani. Nama bahasa "Tokharia" sendiri sebenarnya spekulatif. Sumber-sumber China sendiri menyebut mereka sebagai kaum 'nomad barbar'
Bahasa Tokharia terdokumentasikan dalam beberapa fragmen naskah-naskah manuskrip yang sebagian besar berasal dari abad ke-7 dan ke 8 Masehi (meskipun ada beberapa yang lebih tua). Naskah-naskah ini ditulis di atas daun-daun lontar, lempengan-lempengan kayu dan kertas-kertas China. Semuanya bisa tersimpan dengan baik karena iklim dataran rendah Tarim yang sangatlah kering. Bahasa ini sudah cukup tua ketika ditemukan, karena sudah ada dua dialek yang berbeda yang bisa terbaca dalam naskah-naskah ini.
Keberadaan bahasa Tokharia ini tidaklah pernah terduga oleh para pakar bahasa, sampai ditemukannya fragmen-fragmen naskah kuna ini. Naskah-naskah ini ketika ditemukan, belum diketahui aksaranya. Ternyata aksara yang dipakai termasuk keluarga aksara Brahmi dari India. Bahkan isinya pun sebagian besar merupakan terjemahan teks-teks agama Buddha dalam bahasa Sanskerta. Sebagian daripada naskah-naskah ini malahan berbentuk dwibahasa sehingga bisa dianggap semacam batu Rosetta, dan memudahkan penterjemahan naskah-naskah dalam bahasa tak dikenal ini.
Selain teks-teks Buddha, ada pula teks-teks agama Manichaeisme, korespondensi biara, teks-teks ekonomi, izin-izin kafilah, teks-teks kedokteran dan teks-teks ilmu nujum. Banyak orang Tokharia memeluk ajaran dualitas Manichaeisme dan agama Buddha.
Bahasa Tokharian telah membuat teori tentang penyebaran bangsa Indo-Eropa menjadi kabur, sebab mereka satu-satunya suku bangsa Indo-Eropa yang langsung menyebar ke arah timur dari tanah asal mereka yang diperkirakan di sebelah selatan Rusia atau Ukraina.
Bahasa Tokharia juga merupakan bahasa kekaisaran Kushan yang tidak berlangsung lama tetapi sangat berkuasa. Bahasa Tokharia kemungkinan punah di bawah kekuasaan Uighur, yang bermula setelah orang Arab menaklukan Tokharistan pada abad ke 9 Masehi. Teori ini didukung fakta ditemukannya terjemahan teks-teks dari bahasa Tokharia ke bahasa Uighur. Setelah itu orang-orang Tokharia mulai berbaur dengan orang Uighur dan merupakan cikal-bakal penduduk Xinjiang dewasa ini.

C. KESIMPULAN
Bahasa-bahasa Indo-Eropa sudah ribuan tahun dituliskan. Bahasa Indo-Eropa tertua yang tersurat adalah bahasa Hitit dari tahun 1800 SM. Sedangkan fragmen bahasa kitab Rgveda dalam bahasa Sanskerta yang tertua diperkirakan berasal dari tahun 1500 SM. Pada kasus terakhir ini, nyanyian ini baru dituliskan pada kira-kira tahun 500. Sehingga ada tradisi Sastra Oral sepanjang paling tidak 1.000 tahun. Fragmen bahasa Yunani yang tertua adalah dalam bahasa Misenia, dan ditulis menggunakan huruf Linear B dan berasal dari kira-kira tahun 1.200 SM.

D. DAFTAR PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/wiki/Rumpun_bahasa_Indo-Eropa. diakses pada 17 Oktober 2012 pukul 13.14